Melihat Bunga Bangkai di Sekolah Kesatuan Bogor
KESATUAN BOGOR, tumbuhnya bunga bangkai di lingkungan Sekolah Kesatuan Bogor ternyata sudah tahun ke-10. Berada di bawah tangga kantin sekolah tersebut, Kepala SMA Kesatuan, Agus Supangkat menjelaskan, bunga bangkai tersebut selalu tumbuh dan mekar saat menjelang akhir tahun. Khususnya saat masuk musim penghujan.
Sayangnya, keindahan bunga bangkai di sana tak bisa dinikmati lama. Pasalnya, masa mekar bunga langka tersebut hanya bertahan tiga sampai empat hari saja.
“Setelah lama layu, saat masuk musim penghujan, muncul tunas baru dan setiap tahun pasti mekar bunganya,” ujar Agus kepada Radar Bogor, kemarin (26/12).
Keberadaan bunga tersebut, Agus menambahkan, menjadi kebanggaan sekolah, sekaligus sebagai bahan ilmu pengetahuan alam bagi anak-anak didiknya. Untuk itu, pihak sekolah pun berkomitmen untuk menjaga dan melestarikan bunga bangkai tersebut. Sebagai kekayaan alam yang dimiliki sekolah.
“Bunga bangkai tersebut selalu muncul di titik itu, makanya di sekitar bunga tersebut kami buat pagar untuk menjaga kehidupan bunga tersebut,” tuturnya.
Sementara itu, ditanya mengenai tumbuhnya bunga bangkai di Sekolah Kesatuan Bogor, Staf Peneliti LIPI Bogor Sani Solihah menjelaskan, jenis itu sebenarnya umum tumbuh di lingkungan pekarangan rumah atau lahan kosong.
Bunga bangkai tersebut, kata dia, memiliki nama lain ubi gajah (elepanth yam), yang adalah tumbuhan herbal abadi yang menghasilkan satu atau dua daun besar setiap tahun, yang tingginya bisa mencapai 2 meter.
Bunga bangkai jenis tersebur tersebar dari Asia Timur – Cina, India, Myanmar, Thailand, Laos, Vietnam, Malaysia, Indonesia, Filipina, Nugini, Australia Utara, sampai Pasifik Barat.
Memang, kata dia, jenis tersebut senang hidup pada tempat teduh dan lembap, pada daerah tropis di hutan sekunder, hutan semak, dan padang rumput di daerah lembah kering, pada ketinggian mencapai 750 meter di atas permukaan laut.
“Kalau dalam Iucn Red List masuk dalam kategori Least Concern (LC; Berisiko Rendah) jadi tidak begitu terancam karena populasi di alam masih banyak,” kata Sani.
Sani menambahkan, jenis tersebut sama dengan A.titanum, ada fase vegetatif dan generatif yang artinya bunga muncul setelah fase vegetatif dan ada juga masa dormonnya.
“Memang memasuki musim penghujan itu musimnya jenis-jenis Araceae memunculkan bunganya,” pungkasnya.(/c/ysp)
Sumber : www.radarbogor.id